Taksi Listrik Asal Vietnam akan Beroperasi di Surabaya Eri Wajibkan Pakai Pekerja Lokal

Sunday, 2025-07-20
kadin-probolinggo-Taksi Listrik Asal Vietnam akan Beroperasi di Surabaya Eri Wajibkan Pakai Pekerja Lokal

Reporter: Ghinan Salman|Editor: Mohamad Nur Khotib|Sabtu 19-07-2025,13:45 WIB
HARIAN DISWAY - Perusahaan taksi listrik asal Vietnam, Xanh SM, dikabarkan akan beroperasi di SURABAYA, Jawa Timur.


Seluruh armadanya berupa mobil listrik buatan VinFast. Yakni, model VF e34 yang diberi nama VinFast Limogreen untuk kebutuhan penumpang. 


Kabar masuknya taksi online asal Vietnam ke Kota Surabaya mulai menyebar. Meski belum ada pengumuman resmi, beberapa unit kendaraan listrik milik perusahaan asal Vietnam itu sudah mulai terlihat di dealer-dealer, termasuk di dealer VinFast Jemursari.
Hal itu dibenarkan Kepala Cabang VinFast Jemursari Surabaya Yogi Panama. Menurutnya, beberapa mobil listrik VinFast yang digunakan untuk taksi online sudah ada di sejumlah dealer. 


Namun, hingga kini, operasional resmi taksi online VinFast belum dimulai. 

”Jadi kendaraan sudah mulai tes unit, tes jalan, tes di charging station yang ada di dealer. Sudah di-prepare. Tapi kebijakan semua dari pusat,” kata Yogi, Sabtu, 19 Juli 2025. 
Meski belum ada pernyataan resmi, VinFast melalui unit perusahaannya, Xanh SM, dikabarkan akan menerjunkan lebih dari 100 unit mobil listrik untuk beroperasi sebagai taksi online di Surabaya.


Jumlah itu dikabarkan melebihi armada Bluebird yang beroperasi di Surabaya.

“Kami dengar infonya begitu. Entah nanti bertahap atau langsung semua, itu kami belum tahu,” ujarnya.


Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendukung rencana masuknya taksi listrik ke Kota Pahlawan. Namun, investor yang bergerak di taksi listrik harus membuka lapangan kerja untuk warga lokal.


Eri Cahyadi memberi dua syarat wajib yang harus dipenuhi oleh investor. Pertama, taksi listrik harus punya fasilitas parkir (pull) yang memadai. Kedua, seluruh tenaga kerjanya harus warga ber-KTP Surabaya.


“Kalau ada (investor, Red) transportasi yang mau investasi di Surabaya, saya pasti dukung. Tapi, kalau dua syarat itu tidak bisa dipenuhi, saya tidak akan keluarkan izin,” katanya.
Menurut Eri, aturan itu bukan untuk menghambat investor. Tapi justru mendorong keterlibatan warga Surabaya dalam setiap proyek investasi yang masuk.

Artinya, setiap investasi yang masuk harus bisa menyelesaikan pengangguran dan kemiskinan di Surabaya. Bukan malah bawa pekerja dari luar.
Karena itu, kata Eri, semua investasi di Surabaya harus memberikan manfaat nyata bagi warga. Termasuk sektor transportasi.
Dengan mematuhi aturan itu, perusahaan transportasi bisa menjadi mitra strategis Pemkot Surabaya dalam membangun ekosistem ekonomi yang inklusif.


“Jadi bukan soal mobil listrik atau tidak. Tapi, siapa yang diuntungkan dari investasi itu,” tandas Eri.

Soal jumlah armada, Eri menyatakan itu tergantung pada kapasitas ketersediaan parkir yang dimiliki perusahaan.
Jika, jumlah armadanya 100 unit, harus menyediakan kapasitas parkir sesuai jumlah armada yang tersedia.

”Tapi yang bekerja harus warga Surabaya,” imbuhnya. Dengan syarat ini, Eri berharap investor tak hanya melihat Surabaya sebagai kota transit, tapi juga kota tempat menciptakan kesempatan kerja.

Syarat-syarat tersebut telah diajukan pemerintah kota kepada investor. Sebagai bentuk penguatan terhadap keterlibatan warga Surabaya dalam program investasi.

Kadin Kabupaten Probolinggo